Monday, May 19


Manusia seringkali berkeluh kesah atas rezeki yang ia terima. Bila besarnya keinginan tidak sama dengan yang ia terima, sulit baginya untuk berucap syukur. Pernahkah anda renungkan bahawa pintu rezeki Allah itu ada di mana-mana? Seberapa banyak kedua tangan anda mampu meraihnya, tergantung kepada diri anda sendiri. Kisah berikut semoga ada hikmahnya.

Dari Muadz bin Jabal ra dia berkata, Rasul SAW bersabda: "Ya anak Adam, malulah kepada-Ku disaat kau melakukan kemaksiatan, sedangkan Aku malu padamu di hari pembalasan yang amat besar, maka jangan kalian berbuat dosa wahai anak Adam, bertaubatlah kepada-Ku maka Aku akan memuliakanmu sebagaimana mulianya para Nabi."

"Ya anak Adam, janganlah kau palingkan hatimu dari-Ku, karena sesungguhnya jika hatimu berpaling dari-Ku maka Aku membiarkanmu dan tidak akan menolongmu."


"Wahai anak Adam, apabila kamu bertemu dengan-Ku kelak di hari kiamat dan kebaikan sebanyak penduduk bumi menyertaimu, maka tidak Aku terima kebaikanmu sehingga kamu membenarkan janji dan ancaman-Ku."

"Wahai anak Adam, sesungguhnya Aku adalah Dzat Yang Memberikan Rezeki sedangkan kamu adalah orang yang menerima rezeki dan kamu mengetahui bahwasanya Aku akan menepati janji-Ku untuk memberikan rezeki padamu, maka janganlah kamu meninggalkan taat kepada-Ku disebabkan rezekimu. Sesungguhnya jika kamu meninggalkan taat kepada-Ku, disebabkan rezekimu maka siksa-Ku wajib atas kamu dan jagalah lima perkara ini untuk-Ku dan pada akhirnya surga adalah imbalan untukmu."

Kisah Burung Hijau

Ya saudaraku, jangan kalian sedih atas rezeki. Rezekimu tidak dapat mencegah ketaatan kepada Allah SWT sebab firman Allah SWT mengatakan, "Dan tidak ada makhluk Allah SWT di muka bumi kecuali rezekinya ditanggung Allah SWT." Sebagaimana keterangan yang terdapat pada hadits berikut ini:

Sesungguhnya Allah SWT menciptakan burung hijau di angkasa dan Allah SWT membuatkan lembing di atas punggung dan membuatkan lembing yang lain di bawah perutnya. Allah SWT juga menciptakan ikan besar di lautan yang memangsa ikan kecil dan daging ikan kecil itu akan masuk ke sela-sela gigi ikan besar yang dapat membahayakan dan menyakitinya. Lalu ikan besar mengeluarkan kepalanya dari dalam air dan membuka mulutnya dan pada saat itu masuklah burung hijau ke dalam mulut ikan besar itu lalu mematuk-matuk sisa-sisa daging yang ada di sela-sela gigi ikan besar itu sedangkan dua buah lembing laksana penyangga yang mencegah ikan besar itu memangsa burung hijau itu. Ketika sisa-sisa daging yang melekat di antara sela-sela gigi ikan besar itu habis lalu terbanglah burung hijau itu ke angkasa.


Hikmah:

Allah SWT telah menjadikan rezeki seekor burung dari sela-sela gigi ikan dan ikan besar kembali ke tempatnya sambil merasakan kenyamanan karena pertolongan seekor burung. Keberadaan salah satu dari keduanya telah menjadikan hubungan sebab akibat bagi yang lain. Allah SWT tidak meninggalkan seekor burung tanpa rezeki, maka bagaimana Allah meninggalkan manusia tanpa rezeki?.

Kisah Perburuan Ibrahim Bin Adam

Kisah ini menuturkan sebab-sebab taubatnya beliau. Pada suatu hari Ibrahim keluar untuk berburu binatang. Disuatu tempat ia berhenti dan bergegas menghamparkan tikar untuk makan. Pada saat dia tengah menikmati makan, tiba-tiba datang seekor burung Gagak yang hinggap di atas tikar tersebut dan mengambil roti dengan paruhnya, lalu burung Gagak itu segera kabur terbang ke angkasa. Ibrahim menjadi heran dan segera menaiki kudanya untuk pergi mengikuti burung gagak itu yang terbang dan menghilang di balik gunung. Akhirnya Ibrahim juga naik ke atas gunung dan melihat ke sekitarnya dan terlihatlah burung Gagak itu dari kejauhan. Ketika di dekati, burung Gagak itu terbang dan di sana terlihat seorang laki-laki dalam keadaan terikat tali dengan posisi tidur memiringkan tubuhnya. Melihat itu Ibrahim segera turun dari kudanya dan buru-buru melepaskan pengikat di tubuh laki-laki itu dan bertanyalah tentang keadaan laki-laki itu. Laki-laki itu segera bercerita, "Sesungguhnya saya adalah seorang pedagang yang dirompak di tengah perjalanan. Seluruh harta yang kubawa habis dirompak. Mereka juga memukuli, mengikatku dan membuangku di tempat ini. Telah tujuh hari aku berada di tempat ini dan setiap hari seekor burung Gagak datang membawa roti. Burung itu hinggap di atas dadaku sambil memecah-mecah roti itu dengan paruhnya, lalu ia masukkan roti itu ke dalam mulutku. Ternyata Allah tidak membiarkan aku kelaparan selama tujuh hari." Segera Ibrahim menaiki kudanya sekaligus membonceng laki-laki itu dan membawanya ke perkemahannya. Ibrahim bertaubat dan kembali kepada Allah. Dia melepaskan baju kebanggannya, membebaskan budak-budaknya dan mewakafkan tanah pekarangannya dan semua harta yang dimilikinya. Ibrahim mengambil tongkat dan berjalan ke kota Mekkah tanpa perbekalan dan tanpa sarana angkutan. Dia tidak memperdulikan rasa lapar sehingga sampai di Ka'bah. Disana Ibrahim menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah SWT.


Hikmah:

Allah SWT berfirman, "Barang siapa berserah diri kepada Allah maka baginya akan dicukupi oleh Allah. Sesungguhnya Allah SWT adalah Dzat yang menyampaikan perkara manusia dan Allah benar-benar mampu menjadikan segala sesuatu."

0 kritikan: